Selasa, 27 November 2012

What We Bring Back To You

Hey y'all!
How are you doing?
Yup, we're back after the short break at early November.
After our short break, we feel so relaxed and revived.
Can you guess what is our destination?

Vietnam! Yup, South Vietnam to be exact.
Hampir sebagian besar kenalan kami bertanya heran, kenapa kami kesana.
Memangnya ada apa aja disana?
Pasti yang terbersit di pikiran kita semua tentang Vietnam adalah film Rambo, hehehe
Memang sih, jejak-jejak perang Vietnam ini menjadi komoditi pariwisata disana.
Tapi, selain itu, masih banyak kok hal-hal menarik yang bisa ditemui di Vietnam.
Vietnam bisa juga menjadi destinasi honeymoon para newlyweds lho.

So, disini kami akan kasih oleh-oleh berupa ulasan objek wisata yang kami kunjungi selama di sana. But, since this blog, named Sewa-Classicku, jadi yang mau kami bahas adalah objek wisata yang klasik.
Kalau mau tahu lebih lengkap tentang objek wisata lainnya, bisa dicari tahu lewat blog-blog travelling saja ya. Sudah banyak juga kok traveller Indonesia yang kesana, dan mereka bisa menceritakannya lebih lengkap untuk anda.

Well, di Vietnam Selatan ini kami keliling kota Ho Chi Minh ( dulu dikenal sebagai kota Saigon), Dalat (6 jam dari Saigon) dan Mui Ne ( 3 jam dari Saigon). Objek-objek wisata bersejarah lebih banyak ditemukan di kota Saigon. Kebanyakan adalah gedung-gedung kuno yang merupakan bukti adanya kolonialisme Perancis di negeri ini.

Berikut tempat-tempat yang kami kunjungi. Tempat-tempat ini bisa dikunjungi dengan mengikuti city tour dari travel setempat atau menggunakan kendaraan umum berupa bis kota atau taxi, atau bisa juga seperti kami, dengan berjalan kaki santai. Soalnya lokasi tempat-tempat ini cukup berdekatan kok.


Dibangun oleh Pemerintah Perancis pada tahun 1868 (viator.com). Pada saat perang Vietnam, bangunan ini dijatuhi bom sehingga rusak berat. Oleh karena itu Presiden Vietnam Selatan menginstruksikan untuk membangun kembali gedung ini pada tahun 1962-1966 (wikipedia.com). Gedung ini kemudian diberi nama INDEPENDENCE PALACE,dan merupakan istana kepresidenan. Setelah Vietnam bersatu, istana ini diubah namanya menjadi REUNIFICATION PALACE.


Dibuka tahun 1975 (goseasia.about.com), tidak lama setelah perang Vietnam berakhir. Sesuai namanya, isi museum ini adalah jejak-jejak perang saudara Vietnam dan Amerika.
Melihat foto-foto di dalam museum ini, for those of us who lives in peace, seharusnya sangatlah bersyukur.


Di halaman depan museum ini diparkirkan banyak sekali tank, bom dan pesawat-pesawat yang digunakan saat perang. Melihat museum ini, jadi teringat dengan apa yang Indonesia miliki, yaitu Museum Satria Mandala. Apa anda sudah pernah menginjakkan kaki kesana?



Dibangun pada tahun 1886-1891 (wikipedia.com). Sampai kini,kantor pos tersebut masih beroperasi. Jadi jika mampir kesana, kita bisa beli benda-benda pos atau mengirimkan surat yang pastinya sudah lama sekali tidak kita lakukan kan.




Berseberangan dengan Saigon Post Office, terdapat sebuah gereja yang juga memiliki taman mungil yang menarik. Di taman ini dengan latar belakang gereja tersebut, seringkali dijadikan lokasi untuk berfoto dari para pasangan pengantin Vietnam.


Museum ini dulunya merupakan rumah dari saudagar Cina, yang sepertinya merupakan orang terkaya pada saat itu ya. Pada tahun 1987 (sapatravelvietnam.com) bangunan ini dijadikan sebuah museum. Di museum ini tidak ditampilkan jejak-jejak perang vietnam tapi berisi artworks, lukisan-lukisan dan juga benda-benda arkeologi. Oh ya, jika ingin ke museum ini, datanglah pada hari Selasa sampai Minggu, karena hari Senin museum ini tutup.


Nah ini dia pasar tradisional Saigon. Melihat bangunannya, mirip dengan yang kita punya di Jogja ya, Pasar Beringharjo. Kalau mau lebih murah datanglah saat malam. Pada malam hari, barang dagangan dijajakan di sekitar halaman luar pasar ini. Disini juga dijajakan makanan-makanan. Jangan lupa menawar. Waktu itu kami ketemu penjual yang bisa menggunakan "bahasa".


Untuk tour ke Chu Chi Tunnel, kita menggunakan jasa travel setempat. Karena letaknya agak keluar dari kota Saigon, berjarak sekitar 1,5 jam. Lokasinya berupa hutan dimana banyak sekali terowongan-terowongan tempat para warga Chu Chi ini membuat senjata, jebakan dan bertahan hidup pada masa perang. Ya, mereka juga tidur, makan, masak di dalam terowongan bawah tanah. Untuk turis, terowongan tersebut sudah diperlebar. Walaupun begitu, saya yang bukan seorang Claustrophobic saja, hanya sebentar berada di dalam terowongan ini, sudah cukup merasa agak ngeri. Hal ini mungkin karena kurangnya penerangan dan oksigen. Saat tur menyusuri hutan, serasa seperti perang sungguhan, dengan terdengarnya bunyi-bunyi senjata ditembakkan. Suara-suara tembakan tersebut sebenarnya berasal dari shooting range, dimana para pengunjung tur dapat membayar untuk pengalaman menembakkan senjata yang digunakan saat perang Vietnam ini.


Dibangun sekitar tahun 1898-1908 (wikipedia.com) oleh kolonial Perancis dan diberi nama awalnya sebagai TOWN HALL sampai tahun 1954. Setelah itu diubah namanya menjadi CITY HALL of SAIGON sampai tahun 1975. Dari tahun 1975 sampai kini, gedung ini bernama People's Comitte Building. Gedung ini masih menjadi gedung pemerintahan, sehingga kita tidak bisa masuk ke dalamnya. Namun, terutama di malam hari, gedung ini tampak cantik dan bisa menjadi objek foto yang indah sekali.


Cantik sekali ya gedung ini. Lagi-lagi gedung ini menandakan adanya kolonialisme Perancis di negeri Vietnam. Dibangun tahun 1897 (wikipedia.com) dan memang diperuntukkan sebagai tempat pertujukan opera. Kini, gedung inipun masih digunakan untuk pertunjukkan drama, balet, opera dan sebagainya. Kalau hanya untuk melihat-lihat gedung ini tidak ditarik biaya.


Hotel ini merupakan hotel mewah pertama yang dimiliki kota Saigon. Namun awalnya, (wikipedia.com) bangunan yang dibangun tahun 1927 oleh seorang Perancis ini merupakan autodealers. Pada tahun 1959-1975 bangunan ini direnovasi menjadi Rex Complex Hotel yang terdapat juga di dalamnya bioskop, cafetaria, perpustakaan, dan dance hall. Kini hotel bintang 5 ini diambil alih oleh Dinas Pariwisata kota Ho Chi Minh.

Melihat gedung-gedung kuno ini lagi-lagi menjadi teringat dengan yang kita miliki sendiri, yaitu Kota Tua. Banyak lho gedung-gedung di Kota Tua kita yang tidak kalah cantiknya. Harusnya tidak hanya Museum Fatahillah saja yang menjadi daya tarik. Gedung-gedung tua lainnya juga harusnya diperbaiki, dipercantik dan dimanfaatkan. Gedung-gedung tua yang sudah dimanfaatkan menjadi museum harusnya juga dikemas menjadi lebih menarik lagi.

Lihat deh foto-foto di bawah ini. Banyak gedung-gedung kuno di kota Saigon ini dipercantik dan dikembangkan. Ada yang menjadi pusat perbelanjaan sehingga terasa sedikit modernnya.



Atau dijadikan cafe-cafe cantik di tepi jalan seperti tempo dulu. Jadi terasa sekali komplex kota tua yang cantik, bukan kota tua yang terbengkalai.


Perlu adanya kerja sama dari pemerintah dan pihak swasta untuk menciptakan konsep ini. Selain itu, kita sebagai masyarakat juga perlu menanamkan cinta kepada budaya dan sejarah. Yang tua dan kuno bukan berarti tidak bisa dinikmati.

Ingatlah akan pepatah berikut, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai dan menghargai sejarah atau budaya bangsanya sendiri"